Selasa, 28 Agustus 2012

RAMADHAN PERGI KITA KEMBALI


RAMADHAN  PERGI  KITA  KEMBALI

Ramadhan
Engkau datang
Dengan sebaik-baik kedatangan
Engkau pergi
Dengan sebaik-baik kepergian
Pimpinan Ilahi dari
balik langit yang tinggi
Engkau hantarkan bersama Malaikat Jibril
Dimalam kelam sunyi
Nun... jauh disana, ditempat agak meninggi
Jabal Nur yang sunyi sepi
Kau serahkan bersama Malaikat Jibril
Dengan pelukan dan pesan Ilahi
Kepada seorang Ummi
Itulah Al-Qur’an al-Karim
DiSebut juga al-Furqon
Tidak diragukan
Menjadi petunjuk Insan
Di Sambut Ramadhan
Berduyun-duyun Insan
Mendapatkan al-Qur’an
Minta petunjuk tentang kehidupan
Diajaknya mendekat Tuhan dan beriman
Juga mempererat hubungan sesama Insan
Dimana perlu haus dan lapar ditahan
Sebagian yang halal di korbankan
Itulah didikan Ramadhan
Membuat Insan tahan berjuang
Dalam seberat-beratnya berjuang
Melawan hawa nafsu
dan ajakan Syaitan
Itulah landasan juang
Kemana juga pergi berjuang
Pasti memperoleh menang
Demikian menurut Ramadhan
‘Rena dalam jaminan Tuhan
Dikala Ramadhan hendak pergi
Ia tinggalkan pesan Ilahi
Itulah golongan Insan yang lemah
Mereka hendaknya diperhatikan
‘Rena dalam jaminan Tuhan
Mereka itu himpunan kekuatan
Tulang punggung perjuangan
Bila tidak diperhatikan
dan haknya tidak diberikan
Ketahuilah, Ilahi datangkan kerusakan
itulah akibat yang akanditerima
Karena yang kuat menjadi pendusta Agama
Dia telah pergi kini
Dengan sebaik-baik kepergian
Di Hantar dengan Takbit dan Tahmid
Mengagungkan dan Pujian terhadap Ilahi Robbi
Mereka yang menghantar pun kembali
Kembali kedunia fitri
Kembali dengan sebaik-baiknya kembali
Merayakan Idul fitri
Lihatlah lihat
Di Masjid dan di Lapangan
Mengagungkan Nama Tuhan
Berduyun Insan berIman
Lalu sujud sepenuh Iman
Lihatlah lihat
Pandanglah pandang
Tak ada orang bermuka masam
Yang kuat dan yang lemah
Bersama-sama mengagungkan
Asma  Allah Yang Maha Esa
Mereka kembali dalam harapan
Kedunia fitri kehidupan
Membawa bingkisan Ramadhan
Semoga dapat di laksanakan
Yang kuat tenteram
 Yang lemah Ayem
Saling kuat menguatkan
Disegala bidang perjuangan
Dalam satu barisan
Menuju satu tujuan kemenangan
Ketinggian Kalimat Ilahi
Diseluruh alam
Allahu Akbar, Allahu Akbar
Laa Ilaaha Illa Allahu wallahu Akbar
Allahu Akbar Walillahil hamdu




Jumat, 10 Agustus 2012

Profil Kiyai Muhammad Kholil Bangkalan

Profil Kiyai Muhammad Kholil Bangkalan
K. H. Muhammad Kholil Bangkalan, Madura adalah seorang ulama sekaligus waliyulloh. Lahir bernama Muhammad Kholil. Kota Bangkalan tempat kelahirannya, kemudian dinisbahkan kepada namanya dan akhirnya dikenal dengan nama Muhammad Kholil Bangkalan.
Dari sudut manapun, kehidupannya sangat menarik untuk dibicarakan. Legenda tentang perilakunya yang penuh keajaiban banyak sekali. Kehidupannya sangat unik. Kiyai Kholil dikenal sebagai mubaligh, pemimpin pesantren, pencetak kader ulama terkemuka di Jawa Madura, juga menjalani kehidupan shuffi dan mursyid thariqat. Disamping itu, Kiyai Kholil adalah inspirator berdirinya organisasi Islam terbesar di indonesia, yang dikenal dengan nama Nahdhatul Ulama ( NU ).
Sebagai seorang pendidik yang berhasil pada zamannya, bagi kita generasi sekarang menjadi sangat penting untuk mengetahui  dan meneladani kehidupannya. Tak seorang pun meragukan ke ulamaan dan keWaliyannya. Hal ini terbukti, semua Ulama ternama yang mempunyai pesantren besar adalah hasil tempaan didikannya. Hampir semua Ulama besar Ulama abad 20 M pernah berguru kepada     K. H. M. Kholil. Demikian juga dengan kewaliyannya, banyak karomah yang dimiliki, bukti dirinya adalah kekasih/Wali Alloh SWT.
Kiyai Kholil memang suatu fenomena tersendiri. Selain ke’alimannya dalam ilmu Nahwu, Sharaf, Fiqih, dan ilmu-ilmu al-Qur’an, termasuk Qira’ah Sab’ah, juga seorang hafidz al-Qur’an.
Pukau masa terhadap Kiyai Kholil bukan karena ilmunya yang tinggi saja, tetapi lebih dari itu yaitu kemampuannya dalam hal yang tidak kasat mata. Kiyai Kholil memiliki kekuatan supranatural tinggi, waskita dan magis yang luar biasa. Sangat wajar kalau sebagian besar umat Islam meyakininya sebagai Waliyulloh di Madura. Kiyai Kholil juga mendapat gelar Syaikhuna, suatu gelar yang diperoleh setelah menempuh perjalanan panjang dengan berjalan kaki dari Makkah ke Mesir.
Asal-Usul Kelahiran
Pada hari Ahad Pahing, tanggal 11 Jumadil Akhir 1235 H bertepatan dengan tanggal 14 Maret 1820 M, seorang Kiyai keturunan Sunan Gunung Jati bernama Abdul Latif merasakan kegembiraan yang luar biasa. Isterinya yang hamil tua melahirkan bayi laki-laki yang sehat. Rasa syukur yang membahana di jiwa K. H. Abdul Latif. Lantunan pujian dipanjatkan kepada Allah Swt. sebagai rasa syukur atas anugerah yang didapat hari itu. Sesuai ajaran Islam, K. H. Abdul Latif mengadzani telinga kanan bayi yang baru lahir itu dan mengiqamati  telinga kiri.
Bayi yang sangat diharapkan kelahirannya ini, memang sudah lama dirindukan. terbayang dalam benak K. H. Abdul Latif akan jejak leluhurnnenek moyangnya. Nenek Moyang  yang sangat berkhidmat kepada Islam di tanah Jawa, yaitu kanjeng sunan Gunung Jati. Do’a demi do’a selalu dipanjatkan. Dengan penuh harap semoga bayi ini kelak melanjutkan jejak perjuangannya yang memimpin dan memandu umat menjadi hamba Allah Swt yang sejati.
Keinginan dan cita-cita K. H. Abdul latif sangat dimaklumi. memang, nenek moyang kiyai Abdul Latif dapat ditelusuri sampai kepada Sunan Gunung Jati, salah seorang dari Wali Allah yang terkenal dengan sebutan Wali Sanga/Wali Sembilan yang terkenal. Sunan Gunung Jati sendiri lahir dari keturunan yang terhormat, baik dari jalur ayah maupun ibunya. Bapaknya seorang raja Mesir yang masih keturunan nabi Muhammad SAW, sedangkan ibunya adalah bangsawan putri dari Pajajaran.
Setelah di’aqiqahi tujuh hari dari kelahirannya, kemudian diberi nama Muhammad Kholil. Ketika Kholil dilahirkan, K.H. Abdul Latif tinggal di desa Keramat, kecamatan Bangkalan, kabupaten Bangkalan. Pada saat itu, K.H. Abdul Latif sudah menjadi seorang ulama besar dan terkenal di Bangkalan. menurut riwayat, leluhur K.H. Abdul Latif yaitu dari arah Kiyai Asror Karomah, lahir bibit-bibit unggul beberapa ulama di lingkungan madura. Dalam lingkungan keulaman inilah, K. H. Muhammad Kholil hidup, dididik dan dibesarkan.
Silsilah K. H. Muhammad Kholil Bangkalan
K. H. Muhammad Kholil Bangkalan masih keturunan Sunan Gunung Jati ( 1448-1570 ), salah seorang Wali Sanga ( Wali Sembilan ) di pulau Jawa.
Dibawah ini silsilah K. H. Muhammad Kholil Bangkalan menurut catatan resmi K. H. As’ad Syamsul Arifin ( 1897-1990 ) Sukorejo, Asembagus, Situbondo, adalah Sebagai berikut :
1.      Sunan Gunung Jati
2.      Sayyid Sulaiman Mojoagung, Jombang (  Cucu Sunan Gunung Jati )
3.      Kiyai Abdullah
4.      Kiyai Asror Karomah
5.      Kiyai muharrom
6.      kiyai Abdul Karim
7.      kiyai Hamim
8.      Kiyai Ab dul Latif
9.      kiyai Muhammad Kholil Bangkalan
Secara geneologis, garis keturunan K. H. Muhammad Kholil Bangkalan kalau ditelusuri keatas akan terlacak bersambung kepada Rosululloh SAW. Menurut catatan K. H. Abdullah Schal, cicit K. H. Muhammad Kholil Bangkalan, adalah sebagai berikut :
1.      Sayyidatina Fatimah az-Zahro binti Rosululloh SAW, wafat di Madinah
2.      Sayyidina Husain bin Sayyidatina Fatimah az-Zahro, wafat di Karbala
3.      Sayyidina Ali Zainal Aidin, Wafat di madinah
4.      Sayyidina Muhammad Baqir, wafat di Madinah
5.      Sayyidina Ja’far Shodiq, wafat di Madinah
6.      Sayyidina Ali al-Uraidhi, wafat di Madinah
7.      Sayyidina Muhammad Naqib, wafat di Basrah
8.      Sayyidina Isa, wafat di Basrah
9.      Sayyidina Ahmad Muhajir, wafat di Hasisah
10.  Sayyidina Ubaidillah, wafat di Ardibur
11.  Sayyidina Alwi, wafat di Samal
12.  Sayyidina Muhammad, wafat di Bait Jubir
13.  Sayyidina Alwi, wafat di Bait Jubir
14.  Sayyidina Ali Kholi’ Qosam, wafat di Tarim Hadramaut
15.  Sayyidina Muhammad Shahib Mirbat, wafat di Zhifar
16.  Sayyidina Alwi, wafat di tarim hadramaut
17.  Sayyidina Abdul Malik, wafat di Hindustan
18.  Sayyidina Abdullah Azhmat Khan, wafat di Hindustan
19.  Sayyidina Ahmad Syah Jalal, wafat di Hindustan
20.  Maulana Jamaludin Akbar, wafat di Buqis
21.  maulana Ali Nuruddin, wafat di China
22.  Maulana Aminuddin Abdullah, wafat di indo China
23.  Syarif Hidayatullah  ( Sunan Gunung Jati ), wafat di Cirebon
24.  Kiyai Sulaiman, Mojo Agung, Jombang, Jawa Timur
25.  Kiyai Abdullah
26.  kiyai Asror ( Bujuk Langgundih )
27.  Kiyai Hamim
28.  Kiyai  Haji Abdul Latif
29.  Kiyai Haji Muhammad Kholil Bangkalan, Madura
Mencermati kedua macam silsilah, baik dari K. H. R. As’ad Syamsul Arifin maupun K. H. Abdullah Schal terdapat keterputusan silsilah, yaitu dari Sunan Gunung jati melompat ke Sulaiman Mojoagung, Atas kebaikan Sayyid Isa bin Muhammad al-Kaff palembang, keterputusan sanad teratasi. Silsilah yang hilang adalah putri Sunan Gunung Jati yang bernama Syarifah Khodijah, istri Abdurrahman basyaiban. Sedang kan Abdurrahman basyaiban juga masih keturunan Rosululloh SAW.
Dengan demikian, dari semua data yang ada termasuk data K. H. Abdullah Schal, K. H. R. As’ad Syamsul Arifin, Sayyid Isa bin muhammad al kaff palembang, maka silsilah K. H. Muhammad Kholil dari jalur Sunan Gunung Jati selengkapnya sebagai berikut :
1.      Nabi Muhammad Rosulullah SAW
2.      Sayyidatina Fatimah az-Zahro binti Rosululloh SAW, wafat di Madinah
3.      Sayyidina Husain bin Sayyidatina Fatimah az-Zahro, wafat di Karbala
4.      Sayyidina Ali Zainal Aidin, Wafat di madinah
5.      Sayyidina Muhammad Baqir, wafat di Madinah
6.      Sayyidina Ja’far Shodiq, wafat di Madinah
7.      Sayyidina Ali al-Uraidhi, wafat di Madinah
8.      Sayyidina Muhammad Naqib, wafat di Basrah
9.      Sayyidina Isa, wafat di Basrah
10.  Sayyidina Ahmad Muhajir, wafat di Hasisah
11.  Sayyidina Ubaidillah, wafat di Ardibur
12.  Sayyidina Alwi, wafat di Samal
13.  Sayyidina Muhammad, wafat di Bait Jubir
14.  Sayyidina Alwi, wafat di Bait Jubir
15.  Sayyidina Ali Kholi’ Qosam, wafat di Tarim Hadramaut
16.  Sayyidina Muhammad Shahib Mirbat, wafat di Zhifar
17.  Sayyidina Alwi, wafat di tarim hadramaut
18.  Sayyidina Abdul Malik, wafat di Hindustan
19.  Sayyidina Abdullah Azhmat Khan, wafat di Hindustan
20.  Sayyidina Ahmad Syah Jalal, wafat di Hindustan
21.  Maulana Jamaludin Akbar, wafat di Buqis
22.  maulana Ali Nuruddin, wafat di China
23.  Maulana Aminuddin Abdullah, wafat di indo China
24.  Syarif Hidayatullah  ( Sunan Gunung Jati ), wafat di Cirebon
25.  Syarifah Khodijah binti Syarif Hidayatullah  ( Sunan Gunung Jati ) Istri Sayyid Abdurrahman basyaiban
26.  Sayyid Sulaiman, Mojoagung, Jombang
27.  Kiyai Abdullah
28.  kiyai Asror  Karomah ( Bujuk Langgundih )
29.  kiyai Muharram
30.  kiyai Abdul karim
31.  Kiyai Hamim
32.  Kiyai  Haji Abdul Latif
33.  Kiyai Haji Muhammad Kholil Bangkalan, Madura

Sedang dari jalur suami Syarifah Khadijah, Abdurrahman Basyaiban, silsilah K. H. Kholil sebagai berikut :

1.      Nabi Muhammad Rosulullah SAW
2.      Sayyidatina Fatimah az-Zahro binti Rosululloh SAW, wafat di Madinah
3.      Sayyidina Husain bin Sayyidatina Fatimah az-Zahro, wafat di Karbala
4.      Sayyidina Ali Zainal Aidin, Wafat di madinah
5.      Sayyidina Muhammad Baqir, wafat di Madinah
6.      Sayyidina Ja’far Shodiq, wafat di Madinah
7.      Sayyidina Ali al-Uraidhi, wafat di Madinah
8.      Sayyidina Muhammad Naqib, wafat di Basrah
9.      Sayyidina Isa, wafat di Basrah
10.  Sayyidina Ahmad Muhajir, wafat di Hasisah
11.  Sayyidina Ubaidillah, wafat di Ardibur
12.  Sayyidina Alwi, wafat di Samal
13.  Sayyidina Muhammad, wafat di Bait Jubir
14.  Sayyidina Alwi, wafat di Bait Jubir
15.  Sayyidina Ali Kholi’ Qosam, wafat di Tarim Hadramaut
16.  Sayyidina Muhammad Shahib Mirbat, wafat di Zhifar
17.  Sayyidina Alwi, wafat di tarim hadramaut
18.  Sayyidina faqih Muqoddam
19.   Sayyidina Ali
20.  Sayyidina Hasan At-Taroni
21.  Sayyidina Muhammad Asya’dullah
22.  Sayyidina Abu Bakar Sya’dullah
23.  Sayyidina Abdul Wahab
24.  Sayyidina Muhammad
25.  Sayyidina Umar
26.  Sayyidina Abdurrahman Basyaiban
27.  Sayyid Sulaiman, Mojoagung, Jombang
28.  Kiyai Abdullah
29.  kiyai Asror  Karomah ( Bujuk Langgundih )
30.  kiyai Muharram
31.  kiyai Abdul karim
32.  Kiyai Hamim
33.  Kiyai  Haji Abdul Latif
34.  Kiyai Haji Muhammad Kholil Bangkalan, Madura

Dari kedua versi silsilah tersebut, baik dari jalur laki-laki Abdurrahman Basyaiban, maupun jalur perempuan Syarifah Khodijah putri Sunan Gunung Jati dapat diketahui ada kesamaan bahwa leluhur K. H. Muhammad Kholil Bangkalan apabila ditarik keatas maka akan
sampai kepada Nabi Muhammad Rosulullah SAW. hal ini menunjukkan kebesaran silsilah K. H. Muhammad Kholil Bangkalan bukan saja dari pihak leluhur laki-laki tapi juga  leluhur  dari pihak perempuan. Dengan demikian sangat dipahami kalau obsesi ayah K. H. Muhammad Kholil Bangkalan, yaitu K. H. Abdul Latif, ingin menjadikan anaknya sebagai pengemban amanah pelanjut estafet perjuangan dakwah islam. Kesamaan cita-cita antara ayah dan anak menciptakan suasana yang kondusif akan perkembangan pribadi K. H. Muhammad Kholil Bangkalan

Biografi Kiyai Haji Muhammad  Kholil Bangkalan, Pustaka Ciganjur, Komplek Pesantren Wahid Hasyim, Jl. Warung Silah Rt. 02, Rw. 05, No. 31, Ciganjur, Jakarta Selatan 12630. Oleh Saifur Rachman

Selasa, 07 Agustus 2012

Do'a Qunut Nazilah/Daf'ul Bala'

DOA QUNUT NAZILAH / DAF’UL BALA’

                Dibaca Setelah  Qunut Sebelum Baca Sholawat


اَللّٰهُمَّ اكْشِفْ عَنَّا مِنَ الْبَلاَءِ وَالْفِتَنِ وَالْاَمْرَاضِ وَالطَّاعُوْنِ وَالْحَرْبِ وَالظُّلْمِ لاَيا كْشِفُهُ غَيْرُكَ   2 Kali

 اَللّٰهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا مِنَ الْبَلاَءِ وَالْفِتَنِ وَالْاَمْرَاضِ وَالطَّاعُوْنِ وَالْحَرْبِ وَالظُّلْمِ لاَيَدْفَعُهُ غَيْرُكَ  1 Kali  

وَصَلَّي اللهُ عَليٰ خَيْرِ خَلْقِهِ مُحَمَّدٍ النَّبِيِّ الْأُمِّيِّ
وَعَليٰ اٰلِهِ وَصَحْبِهِ وَبَارَكَ وَسَلَّمَ


  1. Ya Allah, hindarkanlah dari bencana, fitnah, penyakit/Sakit, penyakit kusta, permusuhan, kesusahan  / kegelapan yang tidak ada yang bisa mengobati selain Engkau ya Allah
.
    2. Ya Allah, cegahlah kami dari bencana, fitnah, penyakit/Sakit, penyakit kusta, permusuhan, kesusahan / kegelapan yang tidak ada yang bisa menghindarkan selain Engkau ya Allah.

DO'A QUNUT SHALAT BERJAMA'AH

DO’A QUNUT BERJAMA’AH

اَللّٰهُمَّ اهْدِنَا فِيْمَنْ هَدَيْتَ
وَعَافِنَا فِيْمَنْ عَافَيْتَ
وَتَوَلّنَا فِيْمَنْ تَوَلَّيْتَ
وَبَارِكْ لِنَا فِيْمَا اَعْطَيْتَ
وَقِنَا بِرَحمَتِكَ شَرَّمَا قَضَيْتَ
فَاِنَّكَ تَقْضِيْ وَلَايُقْضٰي عَلَيْكَ
وَاِنَّهُ لَايَذِلُّ مَنْ وَالَيْتَ
وَلَايَعِزُّمَنْ عَادَيْتَ
تَبَارَكْتَ رَبَّنَا وَتَعَالَيْتَ
فَلَكَ الْحَمْدُ عَليٰ مَا قَضَيْت
اَسْتَغْفِرُكَ وَاَتُوْبُ اِلَيْكَ
وَصَلَّي اللهُ عَلٰي سَيِّدِنَا مُحَمّدٍ النَّبِيِّ الْاُمّيِّ
وَعَلٰي اٰلِهِ وَصَحْبِهِ وَبَارَكَ وَسَلَّمَ